Belajar Tajwid " makhorijul Huruf





Sebelum kita pelajari dan kita bahas lebih luas mengenai makhroj dan sifat-sifat dari huruf hijaiyyah, maka terlebih dahulu kita fahami tentang huruf-huruf Al-qur’an yang mutawati serta bersumber dari Nabi, terutama bacaan (Qiro’ah) yang mengikuti riwayat Hafsh dari Imam ‘Ashim al Kufi (yakni bacaan yang berlaku di Negara kita ini).
Huruf-huruf Al-qur’an itu apabila dipandang dari segi bacaannya (qiro’ahnya) dalam qiro’ah mutawatiroh yang bersumber dari Rasulullah SAW terdiri dari beberapa huruf. Huruf hijaiyyahnya ada 29 dan masih ditambah lagi dengan cabang-cabangnya yang juga merupakan huruf fasih dan dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ia juga memiliki ketentuan-ketentuan makhrojnya dan sifat tersendiri.
Adapun huruf yang merupakan cabang dari hijaiyyah ini dalam qiro’ah riwayat Hafsh dari Imam ‘Ashim Al-kufi sangatlah terbatas (yaitu hanya terdapat beberapa tempat saja dalam Al-qur’an), antara lain :
a)     Tashil artinya tebal atau berat yaitu terdapat pada surat Fushilat ayat 44 juz 24 yang berbunyi : ﺍﺍﻋﺠﻤﻲﻮﻋﺮﺒﻲ
b)    Imalah artinya condong (antara harokat fathah dan kasroh), yaitu terdapat pada surat Hud ayat 41 juz 12 berbunyi sebagai berikut : ﻤﺠﺮﺍﺒﻬﺎ
c)      Isymam artinya memcampur atau mengumpulkan yaitu terdapat pada surat Yusuf ayat 11 juz 12 yang berbunyi :ﻻﺘﺄﻤﻨﺎ
d)     Bacaan lam taghlidh yakni bacaan lam yang harus dibaca dengan tebal dan berat yaitu lam yang khusus terdapat pada lam jalalah apabila jatuh setelah harokat fathah dan dhommah contoh surat ﺍﻠﺒﻘﺮﺓ   ayat 255 juz 3 berbunyi :ﺍﷲﻻﺍﻠﻪﺍﻻﻫﻮ
Huruf hijaiyyah 29 apabila dilihat dari segi bacaannya (qiro’ah) memiliki pengertian dan bagian yaitu Petama Asma’ul huruf danKedua Musammayatul huruf. Adapun pengertian dari dua bagian tersebut adalah sebagai berikut :
Asmu’ul huruf yaitu nama dari satu bersatunya huruf hijaiyyah baik huruf hijaiyyah itu masih berdiri sendiri atau telah dirangkaikan dengan huruf yang lain asal belum berharokat (baik harokat hidup atau mati). Nama huruf ini terjadi adalah bersumber dari Rasulullah SAW disebabkan adanya Lahjah lughoqiyah atau dialeh bahasa (logat) karena itu nama huruf ini bisa juga disebut dengan lughotil huruf. Adapun nama-nama huruf hijaiyyah itu terbagi atas tiga bagian yaitu :
A.      Huruf-huruf hijaiyyah yang memang hanya memiliki satu nama yaitu terdiri atas 16 huruf :
ﻋﻴﻦ - ﻀﺎﺪ - ﺼﺎﺪ - ﺸﻴﻦ - ﺴﻴﻦ - ﺬﺍﻞ - ﺪﺍﻞ - ﺠﻴﻢ
ﺍﻠﻑ - ﻮﺍﻮ - ﻧﻮﻦ - ﻤﻴﻢ - ﻻﻢ - ﻜﺎﻒ - ﻘﺎﻒ - ﻏﻴﻦ
B.    Huruf-huruf hijaiyyah yang memiliki empat nama yaitu terdiri atas satu huruf (zak) boleh dibaca :
ﺰﺍﻱ / ﺰﺍ / ﺰﺍﺀ /ﺰﺍﻱ
C.     Huruf-huruf hijaiyyah yang memiliki dua nama yaitu terdiri atas 12 huruf yang istilahnya menggunakan mad dan qosor (panjang dan nama pendek).
  a.    Adapun 12 huruf dengan nama yang panjang (mad) adalah sebagai berikut :
ﻄﺎﺀ - ﺮﺍﺀ - ﺨﺎﺀ - ﺜﺎﺀ - ﺤﺎﺀ - ﺘﺎﺀ - ﺒﺎﺀ - ﻫﻤﺰﺓ
ﻔﺎﺀ - ﻴﺎﺀ - ﻫﺎﺀ - ﻈﺎﺀ
  b.      Sedangkan 12 huruf  yang dengan nama pendek (qors) adalah huruf-huruf tersebut diatas dihilangkan hamzahnya dan untuk hamzah dihilangkan taknya. 12 huruf tersebut adalah :
ﻔﺎ - ﻴﺎ - ﻫﺎ - ﻄﺎ - ﺮﺍ - ﺨﺎ - ﺤﺎ - ﺜﺎ - ﺘﺎ - ﺒﺎ - ﻫﻤﺰﺓ
Dari keterangan tersebut apabila kita memahami maka tidak ada kemusykilan lagi untuk mengetahui huruf-huruf yang ada pada awal surat seperti :
ﻜﻬﻴﻌﺺ - ﻄﻪ
Mengapa tidak boleh dibaca :
ﻜﺎﻫﺎﻴﺎﻋﺎﺼﺎ- ﻄﺀﻫﺎﺀ
Umpamanya ? sebab ini dibaca dengan asmaul huruf.
Adapun mengenai (ﻴﺎﺀﻫﺎﺀﻄﺎﺀ) ini memang mempunyai dua wajah atau dua lughot, akan tetapi jika digunakan untuk membaca Al-qur’an wajahnya hanya satu yakni yang qors saja, jadi tidak boleh dibaca (ﻴﺎﺀﻫﺎﺀﻄﺎﺀ) dan sebagainya.
Sebab membaca Al-qur’an itu terbatas mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW (tauqify) dan ulama qurro’ tidak ada perbedaan mengenai hal ini (semua membaca qors).
    
Musammayatul huruf adalah yang dinamai huruf yaitu huruf-huruf hijaiyyah setelah menerima harokat dan telah dirangkaikan dengan huruf yang lain. Al-qur’an yang 30 juz itu, semua harus dibaca dengan musammayatul huruf kecuali yang terdapat pada pembukaan beberapa surat (fawatihussuwar) harus dibaca asmaul huruf.
Sekarang umpamanya kita ditanya yang dinamakan huruf jim    () itu yang bagaimana ? kalau ditanyakan huruf mati jawabannya dengan mendatangkan hamzah washol dimukanya seperti : ﺍﺝ - ﺍﺝ - ﺍﺝ
Jika ditanyakan huruf hidup maka harus menambah huruf hak saktah dibelakangnya seperti : ﺠﻪ - ﺠﻪ - ﺠﻪ dan sebagainya.
Contoh dan jawaban ini baik sekali untuk melatih lisan dalam mempelajari membaca huruf dengan fasih dan sempurna, contoh-contoh latihan sebagaimana dibawah ini :
        Makhorijul Huruf
Tempat-tempat keluarnya huruf hijaiyyah itu memang banyak yang berpendapat, tetapi dari sekian banyak pendapat yang paling diikuti oleh ulama qurro’ dan ahlul ada’ adalah pendapa Syekh Kholil bin Ahmad An Nahwiy (guru Imam Sibawen) karena pendapat ini dianggap paling tanzih. Adapun menurut beliau makhrajul huruf hijaiyyah itu ada 17 tempat dan bila diringkas maka tinggal 15 tempat sebagaimana terdapat pada tabel dibawah ini :
MAKHARIJUL HURUF YANG LIMA
No
Nama – Nama
Tempat Makhraj
Jumlah Huruf
1
2
3
4
5
Al-Jaufu (lubang mulut)
Al-Halqu (kerongkongan)
Al-Lisaanu (lidah)
Asy-Syafataini
Al-Khoisyum (janur hidung)
1
3
10
2
1
1
6
18
4
-
Jumlah
17
29
Adapun mengenai huruf yang sam makhrojnya, nanti akan dibedakan dengan sifatnya, penjelasan dari masing-masing makhrajul huruf adalah sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan al-Jaufu adalah lubang mulut dan kerongkongan hingga penghabisan udara, ini adalah tempat-tempat keluarnya huruf Mad dan Layyin adapun huruf mad itu ada 3 yaitu :
a .     Alif muthlaq contoh : ﻤﺎﻻ - ﻏﻮﻯ
b.     Wawu sukun jatuh setelah harokat dhommah contoh :ﻘﻮﻠﻮﺍ
c.     Yak sukun jatuh setelah harakat kasroh contoh : ﺤﻤﻴﺪﻴﻦ
Adapun huruf layyin itu ada dua, yaitu : wawu dan yak, keduanya sukun dan keduanya jatuh setelah harokat fathah, contoh : ﺍﻠﻴﻮﻡ  -   ﺍﻠﺨﻴﺮ
Huruf-huruf tersebut lazimnya disebut huruf jaufiyyah artinya huruf-huruf sebangsa lubang mulut.
Keterangan :
1.  Huruf mad yang asli sebenarnya hanyalah satu yaitu Alif muthlaq, adapun Wawu dan Yak menjadi huruf Mad atau Layyin hanyalah merupakan saudara saja dari alif muthlaq (sifatnya hanya temporer) yaitu apabila syarat-syaratnya terpenuhi, yakni bila kedua huruf itu mati/sukun, karena itu bila wawu dan yak tersebut berharokat hidup (berdiri sendiri), maka bukan lagi dikatakan huruf mad dan makhrajnyapun kembali pada asalnya masing-masing yaitu :
·         Wawu () keluar diantara dua bibir (atas dan bawah) serta lazimnya disebut huruf syafawiyah artinya huruf-huruf sebangsa bibir.
·         Yak () keluar dari tengah-tengah lidah tepat, serta menepati dengan langit-langit mulut atas dan lazimnya disebut huruf syajariyah artinya huruf-huruf sebangsa tengah lidah (coba ucapkan kedua huruf tersebut dalam keadaan mati dan hidup kemudian perhatikan dan rasakan makhrajnya.
2.      Yang dimaksud kata muthlaq pada Alif muthlaq adalah bahwa alif itu selamanya pasti sukun dan pasti jatuh setelah harakot fathah, karena itu penulisan alif (dalam al-Qurán) meskipun tidak ada tandanya sukun, ia sudah mati/sukun dengan sendirinya.
3.      Bila ada huruf ditulis bentuknya seperti alif, tetapi berharokat seperti ﺍﻠﺤﻤﺪﷲ    ini bukan alif tetapi hamzah namanya:
4.      Alif itu ada dua macam :
·         Alif mamdudah (yang dipanjangkan) seperti :
ﻤﺎ ﻻ ﻄﺎﻘﺔ ﻠﻨﺎﺒﻪ
·         Alif layyinah (yang lunak) ada yang mengatakan alif bengkok, seperti : ﻮﺍﻠﻨﺠﻢ ﺍﺪﺍﻫﻮ    -     ﻯﻮﻤﺎﻏﻮﻯ
           
2.    Al-Halqu
Pada bagian kerongkongan ini ditempat 3 makhraj dengan tiga pembagian yang istilahnya :
·         Aqsho “artinya bagian panggal
·         Adna “artinya bagian bawah/ujung
Dan nantinya dari kerongkongan ini mengeluarkan 6 huruf yang lazimnya disebut huruf halqiyyah artinya huruf-huruf sebangsa kerongkongan :
v  (ﻫ  -  ﺀ) keluar dari pangkal kerongkongan yang mendekati dengan dada (dua huruf ini makhrajnya paling dalam)
v  (ﺡ  -  ﻉ) keluar dari bawah-bawahnya kerongkongan tepat
v  (ﺥ  -  ﻍ) keluar dari bawah-bawahnya/ujungnya kerongkongan dan yang lebih dekat dengan mulut.
3.     Al-Lisaanu
Pada bagian lidah ini ditempat 10 makhraj dan mengeluarkan 18 huruf, adapun pada bagian lidah ini di bagi atas 4 pembagian yaitu istilahnya :
·         Aqsho                    : bagian pangkal
·         Wasat                    : bagian tengah
·         Hafah                    : bagian tepi
·         Thorfun                 : bagian ujung
10 makhraj dan 18 huruf pada bagian lidah ini adalah :
v  Qof () : Keluar dari pangkal lidah (pada anak-anak mulut) mengarah keatas, serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
v  Kaf () : Keluar dari pangkal lidah juga (setelah/bawahnya makhraj)nya qof mengarah kebawah serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
v  Jim, Syin, Yak (ﺝ  -  ﺶ  -  ﻱ) : Keluar dari tengah-tengah lidah tepat, serta menepati dengan langit-langit mulut atas. Tiga huruf ini lazimnya disebut huruf syajariyah artinya huruf-huruf sebangsa tengah lidah.
v  Dlod () : Keluarnya dari pangkat tepi lidah (boleh dari lidah sebelah kanan/kiri) hingga sambung dengan makhrojnya huruf Lam, serta menepati gerahan. Syeh Jazari berpendapat bahwa tepi lidah sebelah kiri itu lebih mudah digunakan dan banyak yang menggunakannya, sedang tepi lidah sebelah kanan agak berat dan sedikit yang menggunakannya lebih-lebih menggunakan kedua tepi (kiri/kanan) secara bersamaan sangatlah sulit dan sangat jarang yang menggunakannya. Huruf Dlod ini lazimnya disebut huruf Janbiyah artinya huruf sebangsa tepi lidah.
v  Lam () :  Keluarnya dari tepi lidah (dari tepi lidah sebelah kiri/kanan), hingga penghabisan ujung lidah serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
v  Nun () : Keluar dari ujung lidah (setelah makhrojnya lam lebih masuk sedikit kedasar lidah dari pada lam) serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
v  Ro’ () : Keluar dari ujung lidah tepat (setelah makhrojnya nun dan lebih masuk kedasar lidah dari pada nun) serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
Tiga huruf tersebut diatas (ﻝ ﻦ ﺮ) lazimnya disebut huruf dzalqiyah artinya huruf-huruf sebangsa ujung lidah.
v  Tho’, Tak, Dal (ﻂ ﺖ ﺪ) : keluar dari ujung lidah, serta menepati dengan pangkal gigi dua yang atas.
v  Shod, Sin, Zak (ﻈ ﺚ ﺬ) : keluar dari ujung lidah serta menepati dengan ujung gigi dua yang bawah. Tiga huruf ini lazimnya disebut huruf asaliyah artinya huruf-huruf sebangsa runcing lidah.
v  Dho’, Tsa’, Dzal (ﺬ ﺚ ﻈ) : keluar dari ujung lidah, serta menepati dengan ujung gigi dua yang atas. Tiga huruf ini lazimnya disebut litsawiyah artinya huruf-huruf sebangsa gusi.
4.      Asy-Syafataini
Pada bagian bibir ini ditempati dua makhroj dan mengeluarkan 4 huruf, yaitu :
-          Fa’ () : keluar dari dalamnya bibir yang bawah, serta menepati dengan ujung gigi dua yang atas.
-          Wawu, Bak, Mim (ﻢ ﺐ ﻮ) : keluar diantara dua bibir (antara bibir atas dan bawah), hanya saja untuk wawu bibir membuka, sedang untuk bak dan mim bibir membungkam.
Empat huruf tersebut diatas lazimnya disebut huruf syafawiyah artinya huruf-huruf sebangsa bibir.
RINGKASAN MAKHORIJUL HURUF
AL-HIJA’I (17)
LIS SYEH KHOLIL BIN AHMAD
No
Tempat-Tempat Keluarny Huruf (Al-Makhorij)
Hurufnya
Lazimnya
1
Keluar dari lubang mulut dan kerongkongan hingga penghabisannya
ﺃﺤﺮﻑﺍﻠﻤﺪ
ﻮﺍﻠﻠﻦ
ﺠﻮﻔﻴﺔ
2
Keluar dari pangkal kerongkongan (lebih dekat dengan dada)
ﺨﻠﻘﻴﺔ
3
Keluar dari tengah-tengah kerongkongan tepat
4
Keluar dari ujung kerongkongan (paling bawah) lebih dekat dengan mulut
5
Keluar dari pangkal lidah (pada anak-anak mulut) dan menepati dengan langit-langit mulut atas serta mengarah keatas
ﻠﻬﻮﻴﺔ

6
Keluar dari pangkal lidah (bawahnya qof mengarah kebawah) dan menepati langit-langit mulut atas dan mengarah kebawah
ﻠﻬﻮﻴﺔ
7
Keluar dari tengah-tengah lidah serta menepati dengan langit-langit mulut atas
ﺸﺠﺮﻴﺔ
8
Keluar dari tepi pangkal lidah (sebelah kanan/kiri) serta menepati dengan gigi gerahan dan berjalan hingga sambung dengan makhrojnya lam
ﻠﻬﻮﻴﺔ
9
Keluar dari ujung tepi lidah (sebelah kanan/kiri) dan menepati dengan langit-langit mulut atas
ﺬﻠﻘﻴﺔ
10
Keluar dari ujung lidah (lebih masuk kedasar lidah dari lam) dan menepati dengan langit-langit mulut atas
11
Keluar dari ujung lidah (setelah nun lebih masuk kedasar lidah) dan menepati dengan langit-langit mulut atas
12
Keluar dari ujung lidah serta menepati dengan ujung gigi dua yang diatas
ﻨﻄﻌﻴﺔ
13
Keluar dari ujung lidah serta menepati dengan ujung gigi dua yang bawah
ﺍﺴﻠﻴﺔ
14
Keluar dari ujung lidah serta menepati dengan ujung gigi dua yang atas
ﻠﺜﻮﻴﺔ
15
Keluar dari dalamnya bibir yang bawah serta menepati dengan ujung gigi dua yang atas
ﺸﻔﻮﻴﺔ

16
Keluar diantara dua bibir (atas & bawah) untuk bak, mim membungkam, wawu membuka
ﺸﻔﻮﻴﺔ
17
Keluar dari janur hidung (Al-Khoisyum)
ﺍﺤﺮﻑﺍﻠﻐﻨﺔ
ﺧﻴﺸﻮﻴﺔ
Keterangan :
Halqiyyah                                : Huruf tenggorokan
Janbiyyah                                : Huruf tepi lidah
Dzalqiyyah                              : Huruf ujung lidah
Nath’iyyah                              : Huruf kulit gusi atas
Asaliyyah                                 : Huruf runcing lidah
Lahawiyah                              : Huruf atas telak lidah
Syajariyah                               : Huruf tengah lidah
Jaufiyyah                               : Huruf lobang hidung
Litsaniyyah                              : Huruf gusi
Syafawiyah                              : Huruf bibir
Khoisyum                                : Huruf janur hidung
Setelah kita kaji makhorijul huruf ternyata kita menjumpai satu makhroj tetapi sampai tiga huruf yang keluar dari padanya, untuk membedakan huruf yang makhrajnya sama sedangkan suara atau bunyinya tidak sama adalah dilihat dari sifat-sifatnya.
Adapun yang dimaksud dengan sifat-sifat huruf adalah keadaan huruf yang sebenarnya. Ada juga yang memberi arti watak/karakter huruf (antara huruf kuat, sedang dan lemah). Sifat-sifat huruf secara garis besar dibagi menjadi dua bagian :
1.      Sifat Lazimah
Yang dimaksud dengan sifat lazimah adalah sifat bacaan yang tetap ada pada satu persatuannya huruf, baik huruf-huruf tersebut masih berdiri sendiri atau telah dirangkaikan dengan huruf-huruf lain.
Sifat al-alzimah itu ada 19 macam  yang akan dijelaskan dibawah ini :
a.       Bahwa 19 sifat al-lazimah itu hanya untuk menyifati 28 huruf hijaiyyah (selain alif), alasannya alif itu huruf yang lemah ia tidak mampu berdiri sendiri (menerima harokat), ia mampu berdiri bila mengikuti dengan huruf sebelumnya. Karena itu sifatnya mengikuti huruf sebelumnya yakni apabila sebelumnya berupa huruf tebal maka alif ikut tebal contoh : ﻂﺎ ,ﻘﺎ, dan apabila sebelumnya berupa huruf tipis maka alif ikut menjadi tipis oleh karena itu alif tidak perlu memiliki sifat al-lazimah.
b.      Bahwa 19 sifat al-lazimah itu tetap untuk mensifati 29 huruf hijaiyah (menetapkan alif) alasannya alif itu memiliki makhroj maka ia berhak untuk memiliki sifat al-lazimah.
19 sifat al-lazimah tersebut ada yang berlawanan (antara sifat-sifat kuat lawan katanya sifat) yaitu berjumlah 10 sifat sedang yang 9 sifat lainnya tidak berlawanan.
19 sifat al-lazimah tersebut secara keseluruhan dibagi menjadi dua bagian :
1)      Sifat qowiy : yaitu bagian sifat-sifat kuat (huruf-huruf dibaca berat, nafas ditahan dan dibaca tebal) yaitu ada 12 sifat.
2)      Sifat dlo’if yaitu sifat-sifat huruf yang lemah (huruf-hurufnya ringan, udara bebas keluar saat mengucapkannya dan dibaca tipis) adapun sifat yang dlo’if ini ada 7, sebagaimana terjadwal dibawah ini .
Yang dimaksud sifat al-aridloh adalah sifat bacaan yang baru timbul dan terjadi dari sifat al-lazimah (pada huruf) setelah huruf-huruf itu dirangkaikan dengan huruf-huruf lain, seperti tafkhimul mustaál, tarqiqul mustafil yakni tebalnya huruf-huruf isti’la’ dan tipisnya huruf-huruf istifal dan juga tafkhim dan tarqiqnya lam ro’ dan juga semua bacaan yang sudah tersusun sebab bertemu dengan huruf yang lain, baik dalam bacaan ikhfa’, iqlab atau idghom (asal tidak pada bacaan idhar)