Muhammad II Al-Fatih : Sang Penakluk Konstantinopel

Muhammad Al Fatih (30 Maret 1432-3 Mei 1481)
Abu Qubail menuturkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, “Suatu ketika kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya, “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab, “Kota Heraklius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.” [H.R. Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim].
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaikbaik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].

FETIH 1453

“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”
Demikianlah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal, sebuah kalimat yang diucapkan oleh Rasulullah SAW di abad ke-7. Pancaran optimisme yang luar biasa dari beliau di saat kaum muslimin masih belum bebas bergerak di seputar jazirah Arab. Namun kemantapan hati bahwa agama ini akan berkembang pesat dan luas itu sangat menenangkan para sahabat.
Membayangkan masuknya Islam hingga ke jantung sebuah negara adidaya, mungkin setara dengan mengatakan bahwa nantinya Gedung Putih akan menjadi salah satu icon peradaban muslim. Nyaris tak tergambarkan. Namun keimanan kepada Rasulullah adalah satu syarat mutlak seorang mukmin, maka setiap benak yang ada pada para sahabat pun bertekad kuat untuk mewujudkannya. Semua berdoa, memohon kepada Allah SWT bahwa ia-lah yang dimaksud dalam hadits tersebut. Sebaik-baik pemimpin, sebaik-baik pasukan. Subhanallah.